Mario Teguh - Antara Dilema dan Galau

Hidup ini sungguh indah. Kalaupun dalam perjalanannya mengalami kendala adalah hal biasa. Segera cari bantuan yang ada dalam jangkauan kita, agar kehidupan tidak galau dan menjadi dilema.

Tuhan telah memberi cara untuk kita berpikir dan bertindak. Jangan biarkan diri kita tenggelam dalam kegalauan dan kegelisahan.Carilah ustad, motivator atau lihat program acara seperti Mario Teguh ini, yang bisa memberi petunjuk untuk kita segera bangkit dalam keterlenaan jiwa.

Bagaimanapun, galau tidak akan pernah berhenti dalam kehidupan ini. Beda halnya dengan dilema atau kegelisahan, hanya membutuhkan ketegasan kita untuk segera keluar dari kegalauan.

Berpengharapan Baik

Galau dan dilema pasti hadir dalam kehidupan. Dan hal itu tidak bisa dihindari. Baik galau dan dilema memiliki karakter tersendiri. Galau adalah gamangnya rasa karena tidak adanya kepastian. Kalau digambarkan, kegalauan itu seperti putaran lingkaran kusut. Sehingga seseorang itu hanya mampu mengeluh dan memperpanjang keluhannya.
Sementara kegelisahan, memiliki pilihan–pilihan seimbang. Yakni, gerakan putaran lingkarannya mencari jalan keluar. Di sini, tergantung bagaimana kearifan sesorang untuk segera bertindak dan melakukan gerakan membaikkan kehidupan.

Untuk itu, cara terbaik yang harus dilakukan dalam kegelisahan, adalah mampu menyelesaikan masalah hati. Obatnya, activity of the body. Perbanyaklah kesibukan yang membuat kita tidak ada waktu untuk mengeluh.

Dalam hal ini, baik kegalauan dan kegelisahan, seberapa lama boleh meleset dari rencana kita untuk mengubahnya menjadi hal yang bermanfaat. Akan jauh lebih baik, jika kegalauan dan kegelisahan itu, hanya mampir sebentar dalam diri kita.

Dengan diberi kegalauan dan kegelisahan, manusia dilatih untuk mampu menyelesaikan dengan cara terbaik sehingga menaikkan derajat kehidupannya menjadi lebih baik.
Seperti seseorang yang mengeluh gajinya tidak sesuai dengan pengeluarannya. Permintaannya lebih besar dari gaji. Sehingga membuat berada dalam kegalauan dan kegelisahan.

Bukankah rejeki yang diberikan Tuhan tersebar dimana–mana ? Jadi, mengapa kita tidak melakukan tindakan atau usaha lain, yang dimungkinkan Tuhan memberikan rejeki-Nya yang tanpa batas. Sementara gaji itu ada batasnya.

Keberanian berusaha, menunjukkan tanda dari Iman. Jangan batasi kemampuan Tuhan dengan sumber yang kita dapat peroleh.

Berharaplah pada pengharapan yang baik. Karena akan membuat kita lebih bersemangat dalam menjalani hidup.