Tuti kecil saat bermain-main di pelataran Taman Kanak-kanak sering digencet oleh teman sepermainannya, seorang anak lelaki yang memang sudah sangat terkenal kenakalannya, biasanya Tuti juga mengancam temannya itu dengan suara yang cukup keras: "Ah, kamu jangan berbuat demikian lagi, kalau tidak, aku nanti akan melaporkan hal ini kepada Bapakku dan aku akan menyuruh Bapakku memukul kepala Bapakmu!"
Nampaknya anak lelaki itu juga tak mau menunjukkan kelemahan dirinya: "Ya, silahkan! Biarlah Bapakmu memukul Bapakku habis-habisan! Bapakku toh memang orang yang tak punya otak!"
Mendengar percakapan ini, Bu guru yang ada di sampingnya merasa heran: "Mengapa, ada apa dengan Bapaknya? Apakah Bapak anak itu sedang sakit berat?"
Kemudian anak lelaki itu berkata: "Aku sering mendengar Ibuku mengatai Bapakku: "Kamu mengerjakan sesuatu selalu sembarangan, nggak memakai otak layaknya orang yang tak punya otak saja!"
Nampaknya anak lelaki itu juga tak mau menunjukkan kelemahan dirinya: "Ya, silahkan! Biarlah Bapakmu memukul Bapakku habis-habisan! Bapakku toh memang orang yang tak punya otak!"
Mendengar percakapan ini, Bu guru yang ada di sampingnya merasa heran: "Mengapa, ada apa dengan Bapaknya? Apakah Bapak anak itu sedang sakit berat?"
Kemudian anak lelaki itu berkata: "Aku sering mendengar Ibuku mengatai Bapakku: "Kamu mengerjakan sesuatu selalu sembarangan, nggak memakai otak layaknya orang yang tak punya otak saja!"